Beasiswa ke Luar Negeri itu Kuncinya Adalah Sabar

  • Post author:
  • Post category:Berita

wel welSatu lagi, mahasiswa Jurusan Fisika Universitas Brawijaya berhasil memperoleh beasiswa ke luar negeri. Adalah Welayaturromadhona, mahasiswa angkatan 2009, yang baru berangkat ke Taiwan untuk meneruskan S2 di Graduate Institute of Geophysics, Department of Earth Science, National Central University (NCU).
Wela, begitu biasanya dia disapa, menceritakan bahwa awal ia mendapat beasiswa adalah ketika NCU mengadakan sosialisasi beasiswa sekaligus wawancara langsung di rektorat UB lantai 8. Cowok yang pernah terpilih mewakili UB sebagai student Volunteer 36th Indonesian Petroleum Association Convention and Exhibition 2012 ini mengatakan, dari sosialisasi itu ia tahu banyak tetang kampus NCU dan bertemu langsung dengan professor dari NCU. Kemudian pihak NCU mengadakan wawancara sesuai dengan jurusan yang ingin ia tuju. Syarat wawancaranya cukup dengan membawa study plan dan proposal research.
Wela, yang juga pernah lolos Top 24 Selection of International Youth Exchange Program of East Java Province 2012 membagikan pengalamannya saat mengurus beasiswa. Sama seperti beasiswa-beasiswa lainnya, untuk mengajukan beasiswa ke NCU harus menyerahkan dokumen-dokumen seperti study plan, proposal research, surat rekomendasi dari dosen (minimal 2), curriculum vitae, sertifikat toefl, dsb. Serta sebelumnya harus menghubungi professor di NCU (via email) sesuai dengan bidang yang diinginkan. Biasanya professor akan meminta berkas-berkas lain seperti pekerjaan atau penelitian apa saja yang pernah dilakukan sebelumnya dan diserahkan dalam bentuk paper, jurnal, atau yang lainnya.
Setelah dinyatakan lolos dan terpilih sebagai penerima beasiswa, laki-laki kelahiran Tulungagung, 26 Maret 1991 ini berhak atas beasiswa full dari kampus NCU yang mencakup tuition fee (bebas biaya kuliah) dan living cost (biaya hidup selama di Taiwan; termasuk biaya asrama dan makan).
Ketika ditanya mengenai prestasi yang pernah diraih, Wela sedikit mengelak untuk menjawab.
“Waduh, nggak enak, kesannya takabur. Lagipula saya juga tidak punya prestasi yang ‘wah’ gitu,” ujarnya merendah.
Namun akhirnya Wela mengakui pernah menjadi the first winner of English speech contest through out Kediri residency in English week event 2007, the first winner of Fahion Show Competition through out Kediri residency in English Week Events 2007, Juara 1 Musabaqoh Syarhil Qur’an (MSQ) Tulungagung tahun 2008, Juara 2 Musabaqoh tartil Qur’an FMIPA UB tahun 2011, dan merupakan salah satu finalis duta wisata ‘Kakang Mbakyu Tulungagung 2007’.
“It actually doesn’t intend to brag myself. May it can be a motivation for others,” tambahnya.
Wela juga memberikan beberapa  saran dan masukan untuk teman-teman lain yang ingin mengikuti jejaknya mencari beasiswa keluar negeri. Pertama, adalah meluruskan niat dan memantapkan hati. Menyakinkan diri sendiri untuk bisa hidup jauh dari orangtua. Kedua, selalu minta doa restu orangtua. Ketiga, harus berjuang, bekerja keras, dan sabar. Serta yang paling penting adalah menyerahkan segala urusan kepada Allah SWT.
“Kita harus yakin dengan apa yang kita cita-citakan. Kita pasti akan berhasil dengan apa yang kita inginkan asalkan kita punya niat dan bersungguh-sungguh untuk mengejarnya. Akan banyak hal menarik selama proses mendapatkan beasiswa dan menjalaninya ketika di luar negeri. Nikmati saja. Kuncinya adalah sabar,” ungkap Wela menutup obrolan.
Bagaimana? Siap berburu beasiswa ke luar negeri? Selamat mencoba.